Indahnya persaudaraan
Regu haji kami dan cerita di baliknya…
Beberapa bulan sebelum berangkat haji, saya telah mengetahui siapa-siapa saja yang akan bergabung dengan saya dalam satu regu. Apalagi saya mengikuti kelompok bimbingan haji yang telah mengatur berbagai jadwal pertemuan untuk melaksanakan bimbingan atau manasik haji. Total sebelum berangkat saya telah mengikuti 5-6 kali pertemuan. Paling tidak saya mulai mengenal karakter-karakter mereka yang satu regu dengan saya, meskipun tidak secara mendalam.
Kebersamaan saya bersama mereka selama 40 hari di tanah suci, dalam satu rangkaian kegiatan ibadah yang sama, tentu sangat berkesan dan membekas pada diri saya. Saya belajar banyak dari mereka, tentang semangat hidup, kerja keras, sabar dan syukur, kedermawanan, kepolosan, setia kawan, sampai hal ihwal keahlian seperti memasak, mengatur keuangan dan ilmu kesehatan. Pada kesempatan ini saya ingin bercerita tentang mereka, saya ingin berbagi pengalaman setelah berinteraksi dengan bermacam karakter manusia yang unik dan asyik ini.
Buah kerja keras dan isiqomah
Ada sepasang suami-istri, masing-masing berusia 50 tahun.dan 42 tahun. Mereka adalah penjual taoge dan kecambah di pasar kecamatan saya. Pasangan yang workaholic dan penuh semangat. Ketika orang lain masih terlelap dan menikmati mimpinya, mereka menyemai bibit-bibit baru kacang hijau, menjelang fajar merekapun telah menjelajahi tiap sudut pasar untuk menjual hasil kerjanya. Begitulah mereka tiap hari, sudah belasan tahun lelakon ini dijalani. Mulai dari nol mereka berusaha, kini mereka telah menjadi juragan taoge, setiap hari taoge mereka bisa mencapai 50 kg, luar biasa! Lewat taoge pula Allah memilih mereka untuk menjadi tamu-Nya. Mereka selalu bilang rezeki itu akan selalu berkecambah kalau kita senantiasa istiqomah (menjalani dengan terus-menerus). Yah, engkau benar, Pak, Bu! Saya terus mengingat nasehatnya dan mencoba untuk bisa istiqomah dalam setiap kebaikan, meskipun kadarnya terlihat sepele. Terima kasih untuk nasehatnya.
Menjadi kaya dengan memberi
Adalah seorang ibu 40 tahun dengan seorang anak gadisnya yang baru duduk di kelas 1 SMA. Saya telah mengenalnya cukup lama, bahkan ketika saya masih kecil. Dia adalah seorang pengusaha kaya. Pergi haji kali ini yang ke 3, untuk umrah sepertinya sudah lebih dari itu. Keliling dunia mungkin cita-citanya, negara-negara di Eropa kemudian Amerika, Cina, Thailand dan Australia telah dikunjunginya, apalagi Malaysia, dan Singapura, bisa jadi sudah menjadi Negara kedua baginya. Sebelum tidur kami sering mengobrol, karena memang tempat tidur saya berdekatan dengannya. Saya banyak belajar dari ceritanya. Bagaimana dia bersama suaminya memulai bisnis dari awal-awal menikah dulu. Mulai dari usaha rental mobil sampai bisnis travel (kini mereka telah memiliki banyak armada transportasi). Juga usaha bongkar muat di pelabuhan sampai bisnis peternakan. Saya selalu berpikir sepertinya untuk menjadi kaya itu memang sudah ada bakatnya (tentu saja karena takdir-Nya untuk memberi mereka bakat menjadi orang kaya). Tanpa kenal lelah mereka jatuh bangun dalam bisnisnya. Tanpa kenal takut mereka berspekulasi untuk siap menanggung berbagai resiko untung dan rugi usahanya.
Yang paling berkesan darinya adalah betapa pemurahnya dia. Keyakinannya yang mendalam bahwa uang yang kita miliki adalah yang kita infaqkan tampaknya membuat rezekinya tak pernah surut. Banyak cerita yang meluncur dari mulutnya, betapa Allah memudahkan dan mencukupkan segala keperluannya setelah dia membantu saudara atau orang lain yang membutuhkan pertolongan. “Shadaqah memang ajaib”, itulah pelajaran yang kudapat darinya, seorang ibu yang bersebelahan tempat tidur dengan saya ketika berada di Makkah. Seorang ibu yang sungguh kaya harta dan juga hatinya. Semoga Allah selalu mencintainya di dunia dan akhirat.
Kepolosan dan ketakutan yang menyusahkan
Inilah pasangan yang paling menarik, unik dan lucu bagi sebagian jamaah haji lainnya. Sepasang suami istri yang sudah cukup tua, saya tidak tau persis usianya. Mungkin sekitar 65 tahun dan 60 tahun. Pasangan yang sangat sederhana, polos dan cukup naif. Bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele, seringkali membuat mereka bingung dan berakhir dengan masalah. Satu hal lagi yang menonjol dari pasangan ini adalah rasa takut yang berlebihan atas suatu hal, seperti takut tersesat, takut tertinggal, takut terjepit lift dan sebagainya. Saya sangat memaklumi kondisi ini, mereka sudah tua dan tentunya banyak hal-hal baru yang belum pernah dialami sebelumya, baik berkenaan dengan perbedaan alam dan budaya arab sampai kemajuan teknologi.
Saya tidak pernah melupakan kejadian ini. Sebuah kejadian yang membuat sang bapak harus menjalani rangkaian ibadah selama di Madinah dan Makkah dengan menggunakan kateter untuk menampung air kencingnya. Ceritanya berawal dari atas pesawat yang membawa kami dari tanah air ke Madinah. Selama kurang lebih sebelas jam perjalanan terbang, sang bapak terpaksa menahan keinginannya untuk buang air kecil. Apa pasal? Karena dilarang oleh istrinya! Karena mereka takut dengan kondisi toilet pesawat yang “beda” dengan toilet pada umumnya! Ketidakmengertian, keluguan dan kepolosan mereka berujung pada sakitnya sang bapak, beliau tidak bisa buang air kecil dengan baik selama menjalankan ibadah haji, akhirnya kemanapun dia pergi, termasuk menjalankan ibadah sholat, thawaf dan sebagainya, dia harus membawa kateter penampung air kencing, hal ini diperbolehkan karena kondisinya darurat. Hal lain yang sangat menonjol dari pasangan ini adalah kekompakannya, meski sering terdengar perselisihan dari mereka, tapi mereka sepertinya tak terpisahkan dalam kondisi apapun, Subhanallah.
Surga dunia itu mungkin telah ada
Selanjutnya pasangan muda yang sukses, yang laki-laki, 40 tahun, adalah seorang pejabat tinggi di sebuah bank pemerintah, sedangkan istrinya, 35 tahun, adalah seorang dokter di kota saya. Dalam pandangan banyak orang mereka adalah pasangan muda yang ideal dengan kesuksesan-kesuksesan yang telah mereka miliki. Rumah besar, gaji tinggi dengan jabatan dan pekerjaan mentereng, memiliki 2 anak lengkap, laki-laki dan perempuan yang sehat dan pintar. Waah sepertinya mereka telah mencicipi surga Nya di dunia. Yang luar biasa dari mereka adalah kebaikannya yang tidak pernah membeda-bedakan dengan siapa mereka bergaul. Semua kenikmatan yang didapatnya tidak membuat mereka lupa diri. Sebelumnya, saya agak takut dan sungkan untuk berinteraksi dengan mereka. Tapi setelah mengenal mereka dengan baik, ternyata mereka adalah pasangan yang menyenangkan, suka jalan-jalan dan punya selera humor bagus, jadilah regu kami tidak pernah sepi, selalu gembira dalam kondisi apapun. Termasuk ketika musibah kelaparan yang sempat menghantui masa-masa di Arafah dan Mina. Alhamdulillah, memang humor juga diperlukan sebagai jurus ampuh melunakkan hati, menyegarkan pikiran. Tentu saja humor yang baik adalah yang tidak mengandung kebohongan dan tidak menyinggung hati orang lain.
Keberadaan pasangan dengan profesi yang dimilikinya ini sangat menguntungkan regu dan rombongan haji kami, ada dokter dalam regu kami, sehingga bila ada keluhan-keluhan kesehatan kami tinggal bertanya dan konsultasi kepadanya kapan saja.
Berbagi Ilmu
Ada lagi seorang ibu yang berangkat sendirian tanpa suaminya, usianya 45 tahun. Dari ceritanya, si ibu ini baru saja menikah dengan pemuda 20an tahun, dia menikah lagi karena ditinggal mati suaminya. Dia sosok ibu yang humoris, ramai, pintar bergaul dan satu lagi pintar memasak! Beruntunglah saya satu regu dengannya. Kalau biasanya dalam regu haji ada giliran masak dan belanja, maka di regu kami tidak ada giliran lagi, yang ada adalah pembagian tugas,jamaah yang masih muda bagian belanja dan jamaah yang sudah tua bagian masak. Begitulah kesepakatan kami, karena rata-rata jamaah yang sudah tua enggan untuk keluar jalan-jalan, takut tersesat atau ada masalah di jalan. Waah tentu saja kami setuju sekali, pas banget dengan saya yang tidak bisa memasak.
Merekalah saudara seiman yang baik hati, yang menemani kami dalam suka dan duka selama menjalankan ibadah haji. Dari mereka kami banyak mendapatkan ilmu, pengalaman dan nasehat yang berharga tentang hidup dan kehidupan ini. Saya selalu merindukan masa-masa bersama mereka. Do’a saya, semoga Allah kelak mempertemukan kami di tempat yang lebih indah. Soraya
Sunday, July 19, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Grand Casino Resort & Spa, BW Hotel, BW Hotel, BW - Mapyro
ReplyDeleteGrand 상주 출장마사지 Casino Resort 천안 출장마사지 & Spa is an on-site casino resort in BW Hotel, BW Hotel, 사천 출장마사지 BW Hotel, 충주 출장안마 BW Hotel, 이천 출장안마 BW Hotel, BW Hotel, BW Hotel, BW Hotel, BW Hotel